Bertravelling Di Waktu Muda- Hai sobat Travellers, gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Berkelana, jalan-jalan, atau travelling adalah sebuah kegiatan yang sangat menyenangkan. Di samping itu, ada banyak sekali alasan kenapa kamu harus travelling di waktu muda. Berikut adalah 5 alasan kenapa kamu harus travelling di waktu muda.
3 Alasan Kenapa Kamu Harus Bertravelling Di Waktu Muda

Pernahkah kamu mendengar peribahasa “bagaikan katak di dalam tempurung“? Tentu sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar peribahasa ini yang berarti orang yang tidak terbuka wawasannya. Orang yang sempit pemikirannya.
Kenapa? Sebab kemungkinan dia mainnya kurang jauh. Dia tidak melihat adanya bumi Allah yang lain di luar sana. Ia tidak pernah menemukan dunia baru yang luas. Ya, bagai katak dalam tempurung.
Nah, dengan travelling, kita akan melihat dunia dari sudut pandang yang baru, sudut pandang yang lebih luas. Kita akan bertemu dengan orang-orang baru, orang-orang yang berbeda dengan kita, berbeda baik dari segi bahasa, berbeda suku, berbeda ras, berbeda ada, dan berbeda kebiasaan.
Kita akan melihat bagaimana keberagaman, bagaimana cara berfikir yang berbeda, dan ini tentu akan membuka pola pikir kita. Pola pikir kita tidak akan sempit seperti dahulu.
Dengan travelling, kamu tidak akan menjadi orang yang sama lagi dengan sebelumnya. Barangkali tidak langsung terasa, tapi lambat laun, kamu akan menjadi lebih dewasa dengan pemahaman dan pola pikir yang lebih luas dan terbuka.
Sebagaimana air yang jika mengalir ia akan jernih, sementara air yang tergenang akan kotor. Seperti itulah pikiran kita yang sering travelling.
Orang-orang yang rajin berjalan-jalan, akan lebih sering tenang dalam menghadapi masalah, dan lebih bisa menemukan solusi dan kemandirian dalam berpikir. So, ayo travelling, Sobat. 🙂
Di luar sana, banyak sekali orang-orang yang jauh lebih kurang beruntung dari kita.
Ada anak-anak yang mungkin kelaparan di luar sana, mungkin mereka yang tidak mampu bersekolah, dan yang jangankan jalan-jalan, kita akan menemui orang-orang yang barangkali untuk makan esok hari saja mereka harus berpayah susah.
Kamu mungkin bertravelling ke Afrika sana, sebagai contoh. Di sana kita akan melihat pemandangan yang cukup miris menyayat hati. Melihat semua itu, tentu akan membuat kita semakin bersyukur atas keadaan kita saat ini.
Lalu kemudian, dengan begitu, setelah kita bersyukur, akan kita temukan jati diri kita. Kita akan semakin mengenal diri kita.
Semakin melihat bumi Allah yang luas ini, kamu akan semakin mengenal banyak. Semakin berkomplasi dengan dirimu sendiri dan alam, kamu akan semakin mengenal diri, dan Tuhan. Maka kamu akan semakin bersyukur yang bertambah-tambah.
Alhamdulillah.
Tahukah kamu, bahwa sebagian besar kisah Nabi adalah pengelana? Mereka bertravelling. Bahkan hal ini diperintahkan atas mereka oleh Allah s.w.t.
Mulai dari Nabi Adam a.s yang berkelana mencari Hawa hingga akhirnya bertemu di Padang Arafah, Nabi Ibrahim a.s yang bermusafir bolak-balik Makkah – Palestina, Nabi Musa a.s yang berkenala mencari Nabi Khidir a.s hingga ia mendapat pelajaran yang berharga darinya, bahkan Nabi Muhammad s.a.w sendiri hijrah dari kota Makkah tempat kelahirannya ke Yatsrib, yang sekarang menjadi Madinah.
Dan masih banyak lagi, mereka semua Allah rahmati. Mereka semua berkelana alias travelling.
Salah satu bukti bahwa Allah mencintai orang yang bertravelling adalah dengan banyaknya kemudahan yang Allah sediakan bagi para travellers. Disebut dengan rukhsokh atau keringangan.
Pertama kita bisa menjamak sholat, dan bahkan bisa memperpendek rakaatnya. Tentu dengan syarat-syarat tertentu. Kemudian, jika tidak ada air, boleh diganti dengan tayammum.
Belum lagi bagi yang berpuasa, boleh dengan sengaja membatalkan puasanya. Jika puasa wajib, di bulan Ramadhan misalkan, boleh diganti di hari yang lain. Dan masih banyak lagi kalau saya tulis satu persatu.
Sungguh Allah mudahkan para musafir, para pengelana, para travellers seperti Kamu, iya kamu.
So, Sobat Travellers, mari kita bertravelling. 🙂
(AI)